Selama Wan Siswandi Menjabat Sebagai Kades Di Desa Sempang Ternyata Disukai Oleh Masyarakat

KepriNews.Com,Natuna - Wan Siswandi maju mencalonkan diri sebagai Bupati Natuna, ternyata disukai masyarakat sejak dirinya menjadi Kades Sepempang.


Ia mencalonkan diri sebagai bupati didampingi oleh praktisi maritim, Rodhial Huda asal Sedanau. Keduanya sama-sama lahir dan besar di kabupaten yang berjuluk Laut Sakti Rantau Bertuah ini.

Dimasa kampanye, keduanya selalu didampingi oleh 14 anggota DPRD pengusung saat turun ke kelurahan dan desa-desa dengan target seluruh kecamatan yang ada.


Pujian, sambutan hangat, bahkan isu miring tentang keduanya kerap muncul menghiasi perjalanan pencalonan mereka pada pilkada kali ini.

"Biasalah, ada yang suka dan ada yang tak suka," ungkap Ridwan (58) salah satu warga Sepempang saat media ini meminta pendapatnya tentang paslon nomor urut dua, Sabtu (7/11) di Sepempang tempat kampanye terbatas WS-RH.

"Wan Sis banyak disukai masyarakat, kalau tidak mana mungkin terpilih jadi kepala desa," ungkap Ridwan polos.

Ridwan mengaku, sewaktu Wan Siswandi menjabat Kades sepempang 20 tahun lalu, tidak pernah mempersulit pengurusan administrasi yang diajukan oleh masyarakat.

"Kata orang kampung sini, tak payah runding, enak orangnya," ingat Ritwan.

Dirinya berharap, jika Wan Siswandi terpilih jadi bupati, sikapnya tidak berubah dan tetap mempermudah urusan masyarakat, menepati semua janji politiknya dan mengayomi masyarakatnya.

"Yang jelas, Wan Sis dan Rodhial sama-sama lahir di Natuna, tentu mereka tau yang terbaik untuk kampung mereka," tutupnya.(ilham)


Editor:ana

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA