Robohnya Tambatan Perahu Akibat Cuaca Ekstrim Wabub Lingga Langsung Turun ke Lokasi

Keprinews.com, Lingga - Mendapat laporan tentang robohnya tambatan perahu yang berada di Pulau Lalang, Desa Berhala, Kecamatan Singkep selatan, Kabupaten Lingga, Wakil Bupati Lingga turun langsung ke lokasi kejadian yang berjarak sekitar 9 kilometer dari Kota Dabo dengan menyeberangi laut.

"Tambatan perahu yang roboh itu terbuat dari kayu sehingga hancur terbawa angin ribut disertai ombak dan hujan tadi pagi," ujar Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy saat berada dilokasi tambatan perahu.

Selain di Pulau Lalang, menurutnya beberapa lokasi lainnya di wilayah Singkep Selatan dan Singkep Barat, tadi pagi juga mengalami kerusakan sarana infrastruktur diakibatnya cuaca ekstrim hujan , disertai angin kencang dan gelombang tinggi.

"Bahkan ada rumah warga yang ikut roboh diterpa angin kencang tadi pagi di Desa Tanjung irat, kemudian di Desa Marok Tua warga di pesisir tadi juga ada yang mengungsi karena takut cuaca yang begitu ekstrim," sebutnya.

Melihat kondisi tersebut dirinya menghimbau kepada masyarakat nelayan dan masyarakat yang tinggal dipesisir pantai untuk lebih berhati-hati dan menunda perjalanan laut mengingat saat ini cuaca di Kabupaten Lingga memasuki musim cuaca ekstrim.

Berdasarkan informasi yang diperoleh pada hari ini sedikitnya ada beberapa lokasi yang mendapat musibah akibat cuaca ekstrim yaitu di Kecamatan Senayang, Singkep barat dan Singkep selatan, tepatnya di Desa Berhala, Desa Marok Tua, Desa Jagoh dan Desa Tanjung irat yang mengakibatkan tiga rumah warga roboh dihantam angin ribut.

"Alhamdulillah untuk korban jiwa sampai saat ini belum ada, kita doakan agar masyarakat kita tabah dan selalu diberi kemudahan dalam menghadapi ujian ini, dan kami selaku pemerintah daerah akan terus berupaya memberikan bantuan dan himbauan," ujarnya.


Awalludin

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA