Petani Cengkeh Midai Taruh Harapan di Pundak WS-RH

KepriNews.com.Natuna - Paslon nomor urut 2 Wan Siswandi-Rodhial Huda (WS-RH) mendapat tugas dari masyarakat midai bila terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati Natuna pada pilkada Desember 2020 mendatang.


Masyarakat Midai yang terkenal memiliki banyak kebun cengkeh mengeluhkan harga cengkeh yang tidak stabil.


Syaibu (58) warga Desa Gunung Jambat mengatakan, petani cengkeh di Midai ingin harga cengkeh dapat naik dan stabil seperti pada waktu-waktu sebelumnya.


"Dengan tidak stabilnya harga cengkeh, bikin petani cengkeh tidak merasa nyaman. apalagi harganya cenderung turun," ungkap Syaibu pada media ini, Sabtu (17/10) di salah satu rumah warga Midai.


Syaibu berharap, WS-RH menjadi jawaban atas permasalahan harga cengkeh bila mereka terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Natuna periode 2021-2024.


Sementara itu, Calon Wakil Bupati nomor urut 2, Rodhial Huda sedikit memberi gambaran terkait permasalahan harga cengkeh ini. Dengan luasnya jaringan WS-RH di  luar daerah, dirinya bersama Wan Siswandi akan membuka pasar cengkeh baru agar harga bisa bersaing.


"Itu salah satu contoh langkah kami, kalau kami dapat amanah masyarakat kita akan meminta Disperindag untuk mecari pasar-pasar cengkeh yang baru," ungkap Roodhial Huda.


Disamping harga cenkeh, WS-RH juga mendapatkan keluhan tentang jaringan telekomunikasi di Midai yang memang tidak sepenuhnya dimikmati masyarakat.


"Soal jaringan telekomunikasi, bukan kami dapat dari masyarakat, tapi saya dan rombongan WS-RH mengalami sendiri betapa susahnya mendapatkan jaringan internet," tegas Rodhial.


Untuk itu, terkait jaringan telekomunikasi di Midai juga mendapat perhatian khusus bagi WS-RH dan akan menyelesaikanya.(ilham)

Editor:ana

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA