MUNAWWIR: Palapa Ring Barat Pendukung Pemerataan Infrastruktur Di Kepri

Munawwir GM Telkom Witel Riau Kepulauan (kaos merah) dalam diskusi Palapa Ring Barat. (Foto: humas telkom)
Keprinews.com, Batam – Palapa Ring salah satu program pemerintah yang pernah digadang di era Susilo Bambang Yudhoyono. Palapa Ring merupakan wujud proyek infrastruktur telekomunikasi yang menggunakan serat optik, dibentangkan ke selurah wilayah Indonesia. Tujuannya, untuk mengatasi kesenjangan digital hingga ke pelosok nusantara.

“Palapa Ring sudah digagas sejak tahun 2005, dengan konsorsium lima operator,” kata Munawwir GM Telkom Witel Riau Kepulauan, (22/3). Namun seiring perkembangan waktu, konsorsium hanya tersisa dua di tahun 2007, yakni Indosat dan Telkom Indonesia. Pemerintah yang pada waktu itu tidak lagi sepenuhnya memiliki saham seratus persen di Telkom dan Indosat, tidak bisa memaksakan diri untuk merelealisasikan visi Palapa Ring. Pasalnya proyek ini memakan anggaran besar dan beberapa konsorsium pada waktu itu ada yang mengundurkan diri.

Kendati proyek Palapa Ring terkendala, kata Munawwir, namun Telkom tetap mengembangkan jaringan salah satunya MKCS, Mataram – Kupang Cable system, kabel komunikasi yang menghubungkan Mataram dan Kupang. “Tahun 2015 sudah tersambung, nama projectnya MKCS. Namun demikian belum menghubungkan seluruh pulau di Indonesia,” kata Munawwir.

Dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 457 kota/kabupaten telah tersambung jaringan. Sementara untuk membangun sisanya, yakni 57 kota/kabupaten Telkom tidak memiliki broadband yang difasilitasi oleh kabel serat optik. Pasalnya biaya untuk membangun koneksi broadband menelan anggaran besar.

Sebagaimana misi pemerintah untuk menghubungkan 514 kabupaten/kota, menunjang infrastruktur aktivitas perekonomian Indnesia, Palapa Ring digagas kembali. Pemerintah pun menginisiasi pembangunan jaringan serat optik ke 57 kota/kabupaten. “Palapa Ring yang sempat terhenti dulu, digagas kembali di era pemerintahan sekarang. Regulasi disiapkan, tender, desain dan segala macamnya. Sehingga jadilah menghubungkan 57 kota lagi. Nama proyeknya tetap, Palapa Ring,” kata Munawwir.

Sementara itu proyek pengerjaan ke 57 kota/kabupaten dibagi tiga segmen yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah dan Palapa Ring Timur melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Kepulauan Riau, Pulau Natuna dan beberapa pulau wilayah Kepri masuk dalam pembangunan Palapa Ring Barat. Munawwir mengatakan pembangunan Palapa Ring Barat justru lebih dahulu terealisasi dari kedua proyek Palapa Ring lainnya, yakni Ring Timur dan Ring Tengah. “Di Palapa Ring Timur,  medannya sedikit lebih sulit ketimbang di Kepulauan Riau,” kata Munawwir.

Dengan terbangunnya Palapa Ring Barat, proyek jaringan kabel serat optik bawah laut, kata Munawir dapat menunjang pertukaran informasi, seperti yang baru digelar Kementerian Kominfo melalui video conference dari berbagai kota di Indonesia. Dimana salah satu rumah sakit umum daeerah di Kepri, RSUD Embung Fatimah melakukan video confrence dengan RSU Natuna ketika menangani salah satu pasien penderita kanker payudara dan disaksikan langsung oleh 5 kota yang ada di Indonesia. “Rumah sakit, sekolah, puskesmas dan perkantoran lainnya dapat menggunakan pertukaran informasi, mengakses data dengan cepat serta merasakan kemudahan lainnya setelah kehadiran Palapa Ring, ” kata Munawwir.

Munawwir mengharapkan dengan kehadiran Palapa Ring Barat bersama Telkom Indonesia dapat menopang masyarakat Kepulauan Riau sesuai dengan kebutuhannya. Masyarakat yang tinggal di pulau dan pinggiran semakin menikmati keterbukaan informasi yang berdampak kepada kegiatan ekonomi masyarakat Kepri.(Nila)

Editor: red

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA