Pendidikan Bukan Mayoritas Masyarakat Anambas.”

Amalina/Mahasiswi
Penulis:Amalina

Anambas adalah salah satu kabupaten di kepulauan riau,tidak ramai dari semua orang yang mengetahui keberadaan pulau Anambas ini.Tidak mengungkiri karena Anambas adalah kabupaten yang masih terpelosok dan berada dibagian terluar Indonesia.Anambas adalah salah satu penghasil minyak terbesar di Indonesia dan wisata di Anambas salah satunya menjadi wisata kedua terindah se-Asia Tenggara.Itu terdengar hebat,namun yang tidak kalah hebat sumber daya alam itu dikelola oleh pendatang asing sementara ramai anak Anambas hanya sebagai pekerja keras dengan gaji kecil dan penonton drama yang nyata.

Persoalan ini tidak dapat menyalahkan perantau luar karena mereka mempunyai ilmu yang tinggi yang mereka dapatkan melalui pendidikan, sedangkan anak Anambas tidak sedikit yang enggan berubah menjadi manusia berpendidikan untuk membangun daerah. Kebanyakan dari anak Anambas memilih menjadi penunggu kampung, pengangguran desa dan mereka lebih memilih menjadi nelayan dan gadis-gadis disana lebih memilih menjadi penunggu jodoh dirumah.Mereka beranggapan nelayan mempunyai gaji yang besar dibanding orang-orang yang bekerja di kantor, padahal kita mengetahui bahwa nelayan adalah pekerjaan yang berat dan beresiko, lagipula nelayan hanya bisa bekerja diwaktu tertentu.Tidak kalah berita, wanita disana banyak yang dibebankan oleh adat yang telah diturunkan turun-temurun ada yakni wanita hanyalah pekerja didapur dan penunggu jodoh.

Terdengar lucu tapi itulah keadaan masyarakat Anambas sekarang. Mendengar keadaan di Anambas ramai yang tidak sependapat dengan cerita ini karena mereka hanya melihat contoh dari satu atau dua orang saja dari anak Anambas yang telah berhasil menuntut ilmu hingga ke jenjang tinggi, namun mereka tidak melihat dari kesemua anak Anambas yang banyak sekali memilih kehidupan yang turun-temurun. Memang benar hidup itu adalah pilihan tetapi tidak merubah hidup itu bukan pilihan.

Mudah saja, jika ramai dari anak Anambas yang enggan menuntut ilmu maka mereka siap hidup tanpa perubahan dan mereka juga siap tertindas oleh perantau asing.”Tertindas oleh perantau asing”kata itu terdengar jahat tapi  dipikir secara mendalam jika Anambas dimasuki banyak perantau asing dengan title berpendidikan maka mereka menjadi penikmat gaji besar dengan kerja ringan sedangkan anak anambas yang tidak berpendidikan akan menjadi pekerja keras dengan gaji kecil.Ditambah lagi pemimpin kabupaten Anambas yang bukan anak asli Anambas, bukan ingin mengatakan bahwa pemimpin Anambas yang bukan anak asli Anambas itu adalah penjajah tapi setidaknya jika Anambas dipimpin oleh anak daerah maka itu akan menjadi motivasi untuk anak Anambas agar menjadi manusia yang berpendidikan.

Menyalahkan ramai dari anak Anambas yang belum mempunyai kemauan untuk menuntut ilmu maka akan timbul pertanyaan mengapa bisa demikian.Ada dua kemungkinan jawabn yang bisa menjawab pertanyaan itu yakni memang tidak adanya kemauan untuk menuntut ilmu dan tidak ada dorongan yang membuat mereka ingin menuntut ilmu.Jawaban pertama adalah keadaan yang tidak dapat diganggu gugat namun pada jawaban kedua disinilah masalah kenapa ramai dari anak Anambas enggan bersekolah.

Anambas adalah kabupaten berbentuk kepulauan terbukti bahwa fasilitas berupa gedung pendidikan atau sekolah tidak menyebar ke semua pulau atau kampung di Kabupaten Anambas maka anak-anak dari pulau yang sekolahnya di pulau lain maka satu-satunya kendaraan adalah pompong.Kita juga tau bila cuaca buruk atau musim penghujan maka pompong tidak bisa melintas dan anak-anak tidak sekolah.Hal ini adalah masalah yang bisa dianggap sebagai rutinitas dan itu bisa mengurangi minat belajar anak.

Bukan hanya fasilitas berupa gedung saja yang kurang, namun fasilitas pendukung pendidikan seperti komputer,alat olahraga, buku, internet bahkan guru yang berkompeten pun belum memadai disana.Penyebabnya adalah fasilitas pendidikan itu belum sempat diurusi oleh pemerintah dan bantuan-bantuan yang diberi oleh pemerintah belum menyebar ke semua pulau di Anambas.Persoalan guru yang berkompeten pun menjadi penyebab berkurangnya minat anak untuk belajar, dikarenakan banyaknya pulau maka penerimaan guru tidak terlalu sulit atau b isa dikatan untuk menjadi guru di Anambas adalah hal yang mudah maka itu kurangnya penyaringan terhadap pendidik menyebabkan guru yang tidak berkompeten pun bisa mendapat kerja pada sekolah-sekolah di Anambas, kesimpulannya jelas jika guru tidak berkompeten mengajar di suatu sekolah itu juga mengurangi minat belajar anak.

Tantangan untuk bersekolah disana amat besar, tapi tantangan yang paling umum disana adalah kemauan orang tua untuk mengizinkan anaknya menuntut ilmu dan pengaruh lingkungan mereka, dimana masyarakat disana sering dipengaruhi oleh teman-teman yang tidak bersekolah atau putus sekolah. Kebiasaan masyarakat disana sulit untuk diubah karena sudah seperti mendarah daging, orang tua disana mampu untuk menyekolahkan anak namun tidak mau menyekolahkan anaknya karena pikiran lama mereka tentang sekolah itu tidak penting telah menguasi mereka.Ada yang mau menyekolahkan anak tapi hanya sebatas SD atau SMP dan SMA pun hanya sebatas ingin mendapat ijazah.

Lantas bagaimana cara penyelesaiannya dan apakah ada penanganan dari pemerintah tentang masalah pendidikan di Anambas. Penyelesaian mengenai kurangnya fisilitas berupa pembangunan sekolah dan fasilitas pendukung lainnya merupakan tanggungjawab pemerintah yang bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa dan persoalan itu telah diselesaikan oleh pemerintah namun hanya di pulau-pulau besar di Anambas seperti Tarempa, Letung dan palmatak dan pulau-pulau kecil lainnya masih belum diselesaikan oleh pemerintah dan harapan kami persoalan itu dapat diselesaikan dengan cepat.

Mengenai sifat-sifat masyarakat yang masih bersifat tradisional dan pengaruh lingkungan hendaknya diatasi dengan sosialisasi atau penyuluhan untuk orang tua dan anak mengenai pentingnya pendidikan itu. Hendaknya pada sosialisasi tersebut dihadirkan motivator-motivator yang handal karena kebanyakan dari masyarakat mengubah pemikiran lama mereka jika melihat bukti bahwa pemikiran mereka itu salah.Akan lebih bagus jika orang tua diberikan pemahaman mengenai pengawasan dan ketegasan terhadap pendidikan anaknya karena pendidikan membutuhkan bimbingan dan dukungan penuh dari orang tua.

Jadi pemberian pendidikan itu penting untuk semua kalangan tidak kenal masyarakat kota ataupun masyarakat pelosok.Pendidikan menjadi salah satu penentu cara hidup suatu masyarakat, karena orang berpendidikan pola pikirnya akan jauh lebih baik di banding orang yang putus sekolah.Perkembangan suatu daerah akan tercapai jika di dalamnya dipenuhi orang-orang berpendidikan, secara harfiah orang berpendidikan patut menjadi contoh yang baik dan motivator bagi lingkungan sekitar.

Proses pendidikan harus diikutsertakan semua pihak entah itu pemerintah, masyarakat ataupun orang tua, semua pihak harus bekerja sama dalam dunia pendidikan di suatu daerah. Peran aktif semua pihak dalam pendidikan akan mempengaruhi minat belajar anak karena suatu tujuan pendidikan akan mudah tercapai. 

NoTelp:0822-8671-9433 (Amalina/Mahasiswi

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA