Kepri News,Tanjungpinang-Gubernur Kepri H Muhammad Sani beserta rombongan SKPD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri meninjau langsung pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kamis (18/9).
Dalam tinjauan tersebut, Gubernur sedikit kaget dengan pembangunan masih tahap pembangunan pondasi. Melihat hal itu, Sani menyatakan prihal projek pembangunan tersebut masih dalam persentase pihak kontraktor, dan kontruksi PT Sumber Tenaga Baru (STB) pemenang tender, masih terlihat ketidak pastian apakah pembangunan Monumen Bahasa Malayu tersebut selesai pada waktunya.
"Kita belum bisa memberikan kepastian, karena masih ada waktu tiga bulan untuk dapat menyelesaikan. Namun, setelah melihat kondisi di lapangan memang bukan pekerjaan yang gampang, karena material baja yang harus dinaikkan. Selain itu, kekokohan pondasi juga harus benar-benar kuat karena penunjang bangunan," ungkap Sani.
Hingga saat ini pembangunan masih pada pondasi bangunan. Sani telah menyiapkan beberapa opsi (pleaning) yang direncanakan Monumen Bahasa Melayu ini dapat diresmikan oleh Presiden RI dalam pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) pada Februari 2015 di Batam dan Tanjungpinang.
"Maka kita perlu, ada plean A, B dan C karena direncanakan monumen bahasa ini diresmikan oleh Presiden RI. Kalau plean A yakni selesai pada pelaksanaan HPN, tidak tercapai bisa dilakukan perubahan pada plean B atau c," ujarnya.
Ditanya dengan adanya pleaning ini, apakah Sani pesimis pembangunan tidak selesai tepat waktu.
"Saya tidak menyatakan pesimis, saya mengatakan dengan kondisi lapangan yang dilihat, perlu adanya pleaning-pleaning. Saya tetap optimis, dapat selesai tepat waktu. Pihak kontraktor berjanji pada akhir Oktober ini, bangunan sudah berdiri. Kita lihat nanti lah," ujar Sani menambahkan.
Kata Sani, perlu adanya pemikiran-pemikiran perencaan lainnya. Dengan begitu yang menjadi misi pada pelaksanaan HPN yakni akan adanya deklarasi asal Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu di Penyengat agar bisa terlaksana.
"Berandai apabila pembanguna ini belum selesai pada pelaksanaan HPN nanti, kita masuk pada opsi B dan C. Untuk opsi B itu tetap ada output-nya, yakni deklarasi penyengat dengan hasil kongres bahasa yang akan diadakan di Pulau Penyengat," ujar Sani.
Deklarasi tersebut akan diikuti tokoh-tokoh bahasa seluruh Indonesia dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Maka akan ada deklarasi Penyengat berkaitan dengan bahasa dan budaya. Diharapkan dengan deklarasi bahasa ini bisa mendukung statment bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu di Penyengat.
"Dengan selesainya deklarasi ini, akan menopang pada plean C ketika bangunan sudah selesai semua baik landscape dan asesorisnya dan jalan juga sudah bagus, maka kita mencari waktu untuk diresmikan apakah oleh presiden atau Wakil Presiden nantinya," ucap Sani.
Dalam tinjauan tersebut, Gubernur sedikit kaget dengan pembangunan masih tahap pembangunan pondasi. Melihat hal itu, Sani menyatakan prihal projek pembangunan tersebut masih dalam persentase pihak kontraktor, dan kontruksi PT Sumber Tenaga Baru (STB) pemenang tender, masih terlihat ketidak pastian apakah pembangunan Monumen Bahasa Malayu tersebut selesai pada waktunya.
![]() |
Gubernur Kepri Tinjau Pembangunan Monumen Bahasa |
Hingga saat ini pembangunan masih pada pondasi bangunan. Sani telah menyiapkan beberapa opsi (pleaning) yang direncanakan Monumen Bahasa Melayu ini dapat diresmikan oleh Presiden RI dalam pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) pada Februari 2015 di Batam dan Tanjungpinang.
"Maka kita perlu, ada plean A, B dan C karena direncanakan monumen bahasa ini diresmikan oleh Presiden RI. Kalau plean A yakni selesai pada pelaksanaan HPN, tidak tercapai bisa dilakukan perubahan pada plean B atau c," ujarnya.
Ditanya dengan adanya pleaning ini, apakah Sani pesimis pembangunan tidak selesai tepat waktu.
"Saya tidak menyatakan pesimis, saya mengatakan dengan kondisi lapangan yang dilihat, perlu adanya pleaning-pleaning. Saya tetap optimis, dapat selesai tepat waktu. Pihak kontraktor berjanji pada akhir Oktober ini, bangunan sudah berdiri. Kita lihat nanti lah," ujar Sani menambahkan.
Kata Sani, perlu adanya pemikiran-pemikiran perencaan lainnya. Dengan begitu yang menjadi misi pada pelaksanaan HPN yakni akan adanya deklarasi asal Bahasa Indonesia dari Bahasa Melayu di Penyengat agar bisa terlaksana.
"Berandai apabila pembanguna ini belum selesai pada pelaksanaan HPN nanti, kita masuk pada opsi B dan C. Untuk opsi B itu tetap ada output-nya, yakni deklarasi penyengat dengan hasil kongres bahasa yang akan diadakan di Pulau Penyengat," ujar Sani.
Deklarasi tersebut akan diikuti tokoh-tokoh bahasa seluruh Indonesia dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Maka akan ada deklarasi Penyengat berkaitan dengan bahasa dan budaya. Diharapkan dengan deklarasi bahasa ini bisa mendukung statment bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu di Penyengat.
"Dengan selesainya deklarasi ini, akan menopang pada plean C ketika bangunan sudah selesai semua baik landscape dan asesorisnya dan jalan juga sudah bagus, maka kita mencari waktu untuk diresmikan apakah oleh presiden atau Wakil Presiden nantinya," ucap Sani.