20 Tahun Masyarakat Desa Selayar Tak Menikmati Jaringan Internet di Desanya

Kepri news.com
 Ketua BPD Desa selayar  Roni(foto:Atan)
Keprinews.com,, LINGGA - Sejak berkembangnya zaman alat modern digital seperti android yang menggunakan akses internet , hingga hari ini kurang lebih dua puluh tahun sudah masyarakat desa selayar , kecamatan Selayar , Kabupaten Lingga, provinsi Kepulauan Riau tidak pernah merasakan kemudahan berkomunikasi ataupun mengakses internet.

Diceritakan salah satu masyarakat desa selayar Bachtiar kepada media ini  " ya kalau tak salah sejak tahun 2000 adanya pembangunan BTS di setiap wilayah di kabupaten lingga,  namun desa kami yang merasa tersisihkan , Pasalnya kurang lebih 20 tahun sudah kami tidak pernah menikmati akses seluler apalagi jaringan internet di desa kami sepanjang  zaman seperti majunya alat teknologi seperti sekarang ini", Jelasnya

"Ditambahkannya jika sudah masuk ke desa kami Handphone sudah tidak bisa bisa digunakan lagi hanya bisa melihat gambar yg tersimpan di memori card ,Jika kami ingin menghubungi keluarga ,teman dll terpaksa kami harus pergi ke desa tetangga yg jaraknya sekitar 5 KM"  Tambahnya

"Mirisnya lagi sejak musibah Covid-19 yang melanda secara global semua anak -anak kami melakukan proses belajar dari rumah mengerjakan tugas dengan menggunakan jaringan internet ini yang selalu kami hawatir kan, Siang dan malam mereka harus keluar rumah untuk mendapatkan jaringan internet jujur ini menjadi ke hawatiran kami selaku orang tua apa lagi baru baru ini di dalam sebuah Pemberitaan  tentang anak yang di perkosa karena ingin mendapatkan jaringan internet kami tambah merasa cemas " Ungkap Bachtiar.

Seperti yang dilansir dalam salah satu pemberitaan media OKEZONE.COM yang berjudul *Siswi Diperkosa saat Cari Sinyal, Jadi Tamparan Lemahnya Pemerataan Internet* yang ditayangkan pada (25/02/2021) bertuliskan "Pemerkosaan siswi berusia 15 tahun di Indragiri Hulu, Riau, saat mencari sinyal untuk belajar daring di hutan merupakan tragedi yang sangat menyedihkan"

Seorang anak yg bersemangat belajar untuk masa depannya justru harus mengalami musibah yang menyedihkan ini

Hal ini juga menjadi kecemasan ketua BPD desa selayar Roni saat di temui Wartawan pada Senin (25/01/2021)  Dia mengharapkan kepada pemerintah kabupaten Lingga . karena Pola belajar dari rumah  di wilayah susah sinyal  sangat menghawatirkan bagi orang tua

"Siswa harus dapat belajar dengan baik dan aman. Pergi ke desa sebelah  melintasi hutan untuk belajar daring jelas bukan proses belajar yang sehat dan aman jika Pasilitas internet sampai ke desa kami Orang tua dan masyarakat bisa mengawasi anak-anak saat belajar online sehingga kejadian yang sangat menyedihkan itu tidak terjadi di kabupaten lingga dan internet juga salah satu penopang  peningkatan ekonomi masyarakat kami " Jelasnya 


(Awalludin)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA