"Cerita Buat Lila"Ketua Umum Iwo Persembahan Konser Untuk Istri

Keprinews.com,Jakarta-Semakin cintanya sama istri Ketua Umum Iwo mengadakan konser "Cerita buat Lila" adalah sebuah konser persembahan cinta Jodhi Yudono untuk sang isteri, Violi Lila, yang meninggal pada  16 Februari 2017.

Sepanjang konser Jodhi akan menyanyikan lagu2 ciptaannya yang digubah dari puisi-puisi karya sendiri maupun karya penyair lain seperti WS Rendra dan Chairil Anwar.

"Cerita buat Lila" adalah salah satu puisi dan lagu yang dibuat khusus saat Lila masih hidup. Puisi ini semacam dongeng pengantar tidur dan kerap dinyanyikan bersama di pembaringan.

"Cerita buat Lila" adalah salah aatu tradisi konser tunggal Jodhi setiap tahun yang mengangkat berbagai tema. Konser sebelumnya adalah "Betapa Cinta", "Baduy Kembali", "Dendang Sajak Penyair Minang", "Aku, Chairil, dan Rendra" dan lain-lain.

Didukung oleh beberapa penyair dan musisi dari beberapa kota, Jodhi akan menyanyikan puisi2 cinta untuk Lila.

"Jodhi Yudono Seorang musisi yang juga penulis. Lahir di cilacap 16 Mei 1963. Mulai menyanyikan puisi sejak akhir 80an di berbagai kota dan negara dengan label "Nyanyian Puisi Jodhi Yudono".

Pernah membuat album kompilasi berjudul "Satu Hati" bersama Iwan Fals, Doel Sumbang, Trie Utami dll, dan album "Angin pun Berbisik" bersama Endah dan Reza. Mengeluarkan mini album "Kata Hati" pada 2012. Tahun 1993 pernah menggarap ilustrasi musik Sinetron "Lelaki dari Tanjung Bira".

Kini, selain bekerja sebagai wartawan di kompas.com dan menjadi Ketua Umum Ikatan Wartawan Online, menulis puisi dan novel, Jodhi juga masih terus menyanyikan puisi di panggung-panggung pertunjukan maupun di rumah kawan-kawannya yang sedang sakit sebagai penghiburan dan terapi kesembuhan.(red/Iwo)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA