TNI vs POLRI : 2 Versi Insiden Penyerbuan Brimob Batam

Kepri News, Batam. Bentrok antara TNI dan Polri kembali terjadi di Batam. Bentrok terjadi antara anggota Yonif 134/Tuah Sakti, Batam Vs Brimob Polda Kepri di Tembesi, Batam Rabu (19/11) malam.

Dalam insiden itu, seorang anggota Yonif 134/Tuah Sakti, Kota Batam, tewas setelah menyerang markas Brimob Polda Kepri di Tembesi bersama regunya diketahui bernama JK Marpaung (33) asal Medan, Sumatera Utara.

Hingga saat ini insiden penyerbuan Mako Brimob Polda Riau oleh anggota TNI memiliki dua versi yang berbeda. Menurut TNI, bentrok diawali masalah sepele antara anggota Brimob Batam dengan TNI AD Yonif 134/TS saat tengah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM).
TNI vs POLRI : 2 Versi Insiden Penyerbuan Brimob Batam
TNI vs POLRI : 2 Versi Insiden Penyerbuan Brimob Batam
"Dua anggota TNI sedang mengisi bensin, lalu di seberangnya ada dua anggota Brimob sedang di sebuah rumah makan atau warung. Mereka saling lirik, mungkin karena anak muda, mereka emosi. Ibaratnya karena saling tatap, masing-masing emosi, apa kamu lihat-lihat, begitu," kata Sekretaris Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Caj Kriswasana Hanamasa Cikini, Jakarta, Kamis (20/11).

Sementara menurut versi polis, bentro tersebut berawal dari adanya ketersinggungan saat makan.

"Menurut Kapolda ini anggota sesama ketemu di ruang publik di tempat makan pagi hari. Ada kemungkinan rasa ketersinggungan saat makan. Itu pemicunya," Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/11).

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA