Penantian 36 Tahun, Medali Emas Akhirnya Singgah di Ganda Putri

Kepri News,Jakarta-Tidak ditargetkan meraih emas di Asian Games 2014, tak lantas membuat pasangan ganda putri bulu tangkis Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari bermain setengah hati di pesta olahraga terakbar se-Asia. Permainan impresif dan determinasi tinggi membuat Greysia/Nitya berhasil mendulang emas di nomor perorangan ganda putri Asian Games.

Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
Greysia/Nitya berhasil menyudahi perlawanan pasangan Jepang, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dua set langsung 21-15 dan 21-9. Secara peringkat dunia, pasangan Jepang itu jauh berada di atas Greysia/Nitya. Tapi, hitung-hitungan seperti itu tidak bisa menjadi patokan, tetap saja perjuangan di lapangan itu yang menentukan.

Raihan emas ini juga menjadi pelepas dahaga 36 tahun ganda putri di level Asian Games. Terakhir pasangan Imelda Gunawan/Verawaty Fajrin yang meraih emas di Asian Games 1978 di Bangkok.

Prestasi ini patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Pasalnya, di nomor putri tunggal atau ganda, Indonesia kerap gagal bersaing di level internasional. Oleh karena itu, momen emas di Incheon ini harus dimanfaatkan betul oleh PBSI, Atlet, dan pemerintah agar ke depan target semakin jelas.

Tidak lupa juga, regenerasi yang sedang dibangun PBSI harus terus dipantau perkembangannya. Memberikan kesempatan atlet-atlet muda juga bisa dilakukan PBSI agar atlet-atlet harapan bangsa ini bisa berprestasi lagi.

Kembali ke Greysia/Nitya. Perjuangan mereka di Asian Games tidak mudah. Bertanding dari babak 16 besar, pasangan nomor 10 dunia ini harus bertarung dengan pemain-pemain kelas wahid. Aroma kesuksesan Greysia/Nitya sudah tercium sejak di babak semi final. Kala itu, pasangan Tiongkok, Tian Qing/Zhaou Yunlei sukses dibungkam. Pertandingan sendiri berjalan sengit karena harus dijalani dengan tiga set.

Di partai final, performa Greysia/Nitya pun kian mengkilap dengan berhasil menang dua set langsung.

"Sebelumnya kita selalu kalah dari pasangan Jepang. Tapi, Puji Tuhan kita bisa melewati hal-hal sulit. Ini adalah hasil kerja keras kita, pelatih, dan PBSI yang sudah percaya kepada kami selama bertahun-tahun bukan satu tahun atau dua tahun saja," ujar Greysia di program Wideshot, Metro TV, Kamis (2/10/2014).

Keduanya juga mengaku sangat bangga bisa mengumandangkan laga Indonesia Raya di Incheon, Korea Selatan.

"Kita terharu, karena kita tidak diandalkan, kita bisa sumbang emas. Lagu kebangsaaan Indonesia berkumandang kami sangat bangga," sahut Nitya.

Lebih lanjut Greysia juga menambahkan bahwa regenerasi pemain saat ini sudah dilakukan oleh PBSI. Bahkan, regenerasi jangka panjang dan bukan hanya sementara saja.

"Kita sudah ada di trek yang benar, PBSI sudah menyiapkan atlet pelapis kita untuk empat tahun ke depan. Asal kita mau sabar dan tetap latihan, tekun dan terus berdoa pasti kami akan bisa. Semua butuh proses dan kesabaran," lanjut Greysia.

Well, dengan pencapaian ini tentu kita boleh berharap para Srikandi bulu tangkis Indonesia terus berjaya di level internasional. Selanjutnya, Denmark Open sudah menunggu para jagoan bulu tangkis Indonesia.

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA