Jemaah Haji Asal Kundur Krisis Di Madinah

Kepri News,Karimun-Salah Satu  jamaah haji Kabupaten Karimun, asal Kecamatan Kundur bernama Hatas Ahmad masih terbaring sakit di Madinah, bahkan saat ini kondisinya semakin parah, sehingga tidak bisa bergabung dengan jamaah asal Karimun.
Hatas Ahmad dikabarkan telah mengalami sakit keras sejak pertengahan September lalu dan mulai dirawat pada 17 September lalu, hingga saat ini kondisinya tidak ada perubahan bahkan semakin memburuk,sebagaimana diagnosa dokter yang merawat Hatas di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Kota Madinah bahwa ia menderita sakit demensia dan sikzoparanoid, atau semacam faktor usia yang telah lanjut.

Bahkan menurut salah seorang jamaah haji asal Kundur, Zulfan kepada wartawan mengabarkan bahwa kondisi Hatas Ahmad saat ini sedang koma dan saat ini ia dirawat di salah satu rumah sakit di Arab Saudi.

"Saat ini kami sudah di Madinah menunggu jadwal kepulangan ke tanah air, namun bapak Hatas Ahmad saat ini tidak bergabung bersama kami di Madinah, Ia masih dirawat di rumah sakit, karena saat ini kondisinya sedang koma," ungkap Zulfan kepada wartawan melalui pesan singkatnya, kemarin.

Pria yang dikenal sebagai dokter ahli kandungan ini juga membantah ketika ditanya apakah Hatas Ahmad terserang virus Ebola yang saat ini tengah marak dan menghantui penduduk di negara-negara timur tengah. Ia menjelaskan bahwa pria tersebut memang faktor usia dan sudah sangat tua bahkan mulai pikun.

"Kami mengharapkan doa dari masyarakat Kundur agar bapak Hatas Ahmad jamaah kita ini bisa sembuh dari komanya dan dapat pulang ke tanah air bersama-sama," tutur Zulfan.

Sementara itu salah seorang keponakan dari Hatas Ahmad di Kundur bernama Ida mengatakan, keluarga telah mengetahui kalau kondisi pamannya di sana, pihak kelaurga hanya bisa pasrah dan berdoa agar kesembuhan bapak Hatas Ahmad.

"Apa pun kemungkinan yang terjadi nantinya kami dari pihak keluarga sudah ikhlas," ungkap Ida.

Seperti diberitakan sebelumnya, satu orang Jamaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Karimun, atas nama Hatas Ahmad asal Kecamatan Kundur terbaring sakit, dan saat ini tengah dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Kota Madinah dengan ditemani sang isteri.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakanmenag) Kabupaten Karimun, H Afrizal kepada Haluan Kepri mengatakan, Hatas telah dirawat sejak Rabu (17/9) lalu. Memang sebelum diberangkatkan dari Kabupaten Karimun, pria yang sudah lanjut usia itu mengaku tengah mengalami sakit namun tidak parah. Bahkan ia juga mampu berjalan untuk diberangkatkan pada 14 September lalu menuju Batam dan bergabung dengan JCH Batam dalam kloter 15.

Disinggung apakah Hatas terserang virus Ebola yang kini tengah mewabah di negara-negara timur tegah, Afrizal membantah hal tersebut dan menurutnya memang Hatas telah mengidap sakit karena sudah lanjut usia.

"Dia sakit karena sudah tua dengan diagnosa dari tim medis yang menanganinya adalah demensia dan sikzoparanoid. Untuk JCH yang lain sampai saat ini alhamdulillah masih sehat dan tetap melaksanakan ibadah-ibadah sunnaah dalam memanfaatkan waktu disana," ucap Afrizal, Kamis (18/9).

Sedangka kepulauan jamaah haji Kabupaten Karimun ke tanah air diperkirakan pada 24 Oktober mendatang dan telah diba di Bandara Internasional Hang Nadim Batam sekitar pukul 11.00 WIB.

Diketahui, sebanyak 134 JCH asal Kabupaten Karimun dilepas Bupati Karimun Nurdin Basirun pada Minggu kemarin (14/9) di rumah dinasnya menuju Kota Batam melalui pelabuhan Internasional Syahbandar Tanjung Balai Karimun. Yang selanjutnya pada 15 September kemarin diberangkatkan dari Bandara Internasional Hangnadim Batam menuju madinah pada kloter 15.

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA