Harapan Warga Desa Teluk Buton Kepada WS-RH Atasi Masalah Kampung Untuk Peningkatan Jaringan Internet

KepriNews.Com,Natuna-Tanpa didampingi Rodhial Huda, Wan Siswandi menyapa warga Desa Telok Buton - Kecamatan Bunguran Utara, Jum'at (4/12).


Wan Siswandi bersama Ketua Umum Tim Pemenangan WS-RH, Rusdi memaparkan segala program, visi-misi serta memperkenalkan seluruh partai pengusung dan pendukung.

"Ini penting kami sampaikan, sebagai pertimbangan bapak dan ibu semua untuk memilih paslon yang kami usung," ungkap Rusdi.

Sementara itu, Wan Siswandi meminta maaf kepada masyarakat Teluk Buton atas ketidakhadiran Rodhial Huda karena mengejar sisa waktu kampanye untuk menemui masyarakat Sedanau.

"Disamping untuk memaparkan segala program kami ke depan, kehadiran kami juga ingin mendengar seluruh keluhan yang dirasakan oleh masyarakat Teluk Buton," terang Wan Siswandi.

Ada beberapa permasalahan di wilayah ini yang disampaikan oleh warga, diantaranya tentang jaringan internet, pembebasan lahan SMP satu atap, tranportasi anak sekolah dan pelabuhan nelayan.

Masyarakat prihatin melihat nasib anak sekolah lewat online yang kesulitan mendapatkan jaringan internet, sehingga mereka harus antri menggunakan WiFi kantor desa yang hanya berkapasitas 30 pengguna handphone.

"Selain itu, kita minta kembalikan harga gurita yang kini cenderung turun," sahut salah seorang nelayan yang hadir.

Menanggapi hal ini, Wan Siswandi mengatakan bahwa WS-RH memiliki peluang besar untuk bisa memenuhi permintaan dari masyarakat, mengingat ada 7 partai pengusung dan 14 anggota DPRD Natuna serta 4 partai pendukung yang memiliki keterwakilan di DPR-RI dan pertai penguasa di pemerintahan pusat.

"Yang terpenting kami mohon doa, dukungan dan menangkan kami, agar semua program dan yang kita inginkan bersama dapat tercapai," pungkasnya.(ilham)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA