Menekan Jumlah Penderita Covid-19: Serahkan Sama Ahlinya

Keprinews.com, Jakarta-Negara kita masih terus berjuang melawan Covid-19 dan segala akibatnya. Sampai saat ini di tanah air jumlah positif Covid-19 masih terus bertambah. Bahkan Presiden dan kapala-kepala daerah masih belum menemukan "jurus" jitu menghalau penyebaran virus ini.
Emrus Sihombing (foto:ist)

Harus kita akui,  pemerintah pusat dan daerah telah bekerja keras mengatasi Covid-19. Sayangnya, belum ada tanda-tanda jumlah penderita positif Covid-19 akan landai (menurun).

Sebenarnya,  penyebaran itu dapat kita tekan signifikan bila mana dilakukan "kampanye" komunikasi kesehatan secara nasional.  Sebab, penularan Covid-19 dari manusia ke manusia lain. Artinya, Covid-19 menggempur kita, maka harus dihadapi dengan strategi menyebar (menjaga jarak fisik) satu dengan yang lain, tetap menggunanan APD dan mentaati semua protokol kesehatan.

Jadi, jelas bahwa persoalan utama terletak pada apakah kesadaran, sikap dan perilaku setiap individu sebagai anggota masyarakat  telah terbangun dengan baik untuk "berperang" melawan Covid-19 di seluruh tanah air?

Jawabnya, menurut hemat saya, masih belum.  Sebab, kenyataan di tempat umum, pasar-pasar dan lain sebagainya masih acapkali ditemukan perilaku yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan.  Oleh karena itu, sangat wajar jumlah penderita Covid-19 bertambah dari hari ke hari.

Untuk menumbuhkan kesadaran,  sikap dan perilaku seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan protokol kesehatan menghadipi Covid-19, mutlak dilakukan "kampanye" komunikasi kesehatan secara masif, berkesinambungan, kreatif,  inovatif, antisipatif dan terus dimonitor efek yang ditimbulkan di tengah masyarakat dari waktu ke waktu.

Untuk mencapai kesuksesan dalam pelaksanaan tugas tersebut maka penanggungjawab dan pelaksana sejatinya diserahkan pada ahlinya, yaitu para komunikolog-komunikolog yang tersebar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Untuk efektivitas pelaksanaannya,  Presiden perlu menunjuk seorang komunikolog yang tidak asing di ruang publik sebagai penanggungjawab nasional. Tentu, juga menyediakan dana memadai yang setara dengan penanganan bidang lainnya.

Salam,
Dr. Emrus Sihombing,
Komunikolog Indonesia,
Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Pelita Harapan,
Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA