Daops Batam Siaga Hadapi Tahun Terpanas 2019 Dalam Sejarah

Ihsan Abdillah(baju batik),Kepala Daops Batam Siaga Hadapi cuaca Terpanas 2019
Keprinews.com, Batam - Sudah beberapa hari terakhir cuaca cukup ekstrim. Hal ini bukan karena kebetulan. Beberapa waktu yang lalu, Daerah Operasi (DAOPS) Batam bersama Manggala Agni Wilayah Sumatera sudah membahas anomali cuaca di Indonesia, dampak El Nino dalam satu forum. Sesuai data yang diterima Daops Batam, meningkatnya cuaca ekstrem, disebabkan aktivitas El Nino yang sedang berlangsung. Tahun 2019 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Sesuai informasi yang diterima Daops Batam berdasarkan data Climate Prediction Center di National Oceanic, 80 % El Nino telah dimulai. Diperkirakan aktivitas El Nino akan berakhir hingga bulan Pebruasi 2019. Terjadinya El Nino, karena suhu dipermukaan laut mulai meningkat. Meningkatnya suhu di permukaan laut, akibat emisi CO2 atau karbondioksida yang dihasilkan oleh industri-industri, pembakaran, efek rumah kaca. “Efek rumah kaca, pembakaran lahan, dan industri-industri menjadi penyumbang emesi CO2. Akibatnya suhu di permukaan laut meningkat dan memicu El Nino,” kata Ihsan Abdillah, Kepala Daops Batam.

Menghadapi kondisi cuaca terpanas di tahun 2019, Daops Batam sudah mempersiapkan strategi guna untuk menghadapi dampak cuaca terpanas. Salah satunya upaya pencegahan. Membuka lahan dengan cara membakar lahan, kata Ihsan Abdillah menjadi salah satu pola yang kerap dilakukan oleh beberapa orang di Batam. Untuk mengantisipasi tersebut, Daops Batam, telah memetakan beberapa titik rawan yang lokasinya berpotensi terbakar.
“Kita akan instensifkan patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terutama di lokasi rawan terjadinya kebakaran,” kata Ihsan Abdillah. Menurutnya, lokasi rawan kebakaran masih di sekitaran lokasi kebakaran tahun lalu. Yakni, Kecamatan Galang, Sekupang,  Sagulung dan Batu Aji.

Daops Batam juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal berdekatan dengan areal hutan untuk tidak lalai dalam menggunakan api. Serta mengingatkan untuk tidak menggunakan api untuk mengelola lahan, membuka hutan atau pun membuka lahan baru. “Kami menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan ataupun lahan, jangan lalai dan jangan menggunakan api untuk mengelola hutan ataupun lahan,” kata Ihsan Abdillah.

Mengingat luas wilayah kerja Daops Batam, Ihsan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemadam kebakaran BP Batam dan Pemko Batam, bilamana ada kebakaran di lokasi. (Nila)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA