Upacara 17 Agustus di Istana Lebih Banyak Undang Warga


Keprinews.com,jakarta -- Upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia di Istana Merdeka lebih banyak mengundang masyarakat. Itu disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin di Istana Merdeka, Jumat (17/8).

Katanya, sebanyak 65 persen undangan adalah untuk masyarakat.

"Untuk upacara pagi, 35 persen pejabat negara dan duta besar negara sahabat. 65 persen masyarakat," kata Bey. Sementara itu, untuk upacara penurunan bendera sore nanti, total undangan masyarakat bahkan akan lebih banyak, mencapai 75 persen. 

"Jadi total kursi undangan 9.800," tuturnya.

Upacara itu dipimpin Joko Widodo sebagai Inspektur Upacara. Sama seperti tahun lalu, pagi ini Presiden kembali mengenakan pakaian adat. Berdasarkan pantauan, Jokowi mengenakan pakaian adat Aceh.

"Ya negara kita ini kan adat dan tradisinya banyak sekali. Pakaian ada juga banyak ratusan mungkin ribuan, banyak pilihan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (17/8). 

Jokowi mengatakan pakaian yang dikenakan hari ini dijahit, bukan sewaan.

Tak hanya Jokowi, seluruh pejabat negara yang hadir juga mengenakan pakaian adat. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengenakan pakaian Dayak, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengenakan pakaian Toba. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengenakan kain sikka serta Menko Polhukam Wiranto mengenakan pakaian adat Sulawesi Utara.

Pasukan Pengamanan Presiden turut mengenakan pakaian adat sama seperti tahun lalu. Tak hanya Paspampres yang melekat dengan Jokowi, seluruh Paspampres yang melekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla turut berpakaian adat. 
Repot sih enggak. Kami cari desain pakaian yang membuat kami tetap bergerak. Kalau ada emergency kami bisa manuver dengan cepat," kata Suharsono. 


sumber:cnn indonesia

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA