Ruli Di Batam Habis Dilalap Sijago Merah

Kepri News, Batam-Musibah yang menimpa Warga Kota Batam  di kelurahan patam lestari  sangat tidak diduga , peristiwa terbakarnya 11 rumah liar (ruli) yang berada di RT01/RW05, Tiban III, Kelurahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, Senin (15/9).
Ke-11 rumah itu ludes dilalap si jago merah saat pagi hari, atau setelah Shalat Subuh. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun, para pemilik rumah tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga serta dokumen mereka. Kerugian ditaksir puluhan juta rupiah.

Ruli Di Batam Habis Dilalap Sijago Merah
Ruli Di Batam Habis Dilalap Sijago Merah
Adapun data pemilik rumah yang terbakar adalah Budi Tambunan, Amudi Simamora, Bernhat Hasibuan, Lina br Sitanggang, Yanto, Mamak Melda, Delpinus, Maradu Sianaga, Saiful, Maktinting dan satu rumah kosong. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, sumber api berasal dari bengkel yang juga menjual bensin botolan.

Bernhat Hasibuan, salah seorang korban mengatakan, api berasal dari rumah Saiful, pemilik bengkel. Katanya, ketika kejadian itu, Saiful pun meminta pertolongannya untuk memadamkan api yang membakar dinding rumahnya.

"Saya sempat ambil air, saat kembali api sudah menghanguskan rumah Saiful dan menjalar ke dinding rumah warga yang lain," ujar Bernhat, pagi itu.

Menurut dia, hampir setiap malam Saiful selalu membakar sampah untuk mengusir nyamuk. Bernhat menceritakan, ia dan warga lain cukup sering mengingatkan Saiful agar tidak sembarangan membakar sampah karena berada dekat dengan botol air mineral berisikan bensin.

"Sekarang kejadian, inilah akibat dia tidak pernah mengindahkan omongan warga," sesalnya.

Kesaksian serupa juga disampaikan Endang, warga lainnya. Endang menyampaikan, api memang berasal dari bengkel Saiful.

"Saya sempat melihat api dari sampah itu menyambar botol bensin. Dia (Saiful, red) itu sudah diingatkan jangan nyalakan api dekat kios minyaknya. Begini jadinya, tidak hanya rumah dia yang terbakar, tetapi rumah warga juga ikut terbakar," ujarnya.

Pagi itu juga, kata Endang, Saiful pun sempat menjadi sasaran kemarahan warga. "Bahkan warga tambah marah lagi ketika dia berkilah bahwa api berasal dari rumah lain," katanya, kesal.

Korban lainnya, Budi juga sangat marah dengan Saiful. Soalnya, Saiful tidak mau mengakui bahwa sumber api memang berasal dari sampah yang dia bakar lalu menyambar bensin dagangannya.

"Kurang ajar dia, warga sudah berusaha bantu memadamkan api agar tidak merembet ke rumah lain, malah dia menuduh api berasal dari rumah warga lain. Uangku saja, Rp4,3 juta hangus terbakar dan hanya pakaian di badan ini yang bisa dibawa. Dia harus bertanggung jawab atas kejadian ini dan minta polisi menangkapnya," ucap Budi.

Api baru bisa dipadamkan setelah lima unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Setelah api sudah berhasil dijinakkan, polisi yang sudah ada di lokasi lalu mengamankan Saiful dan istrinya ke Polsek Sekupang.

Sementara itu, Kapolsek Sekupang, Kompol Rimsyahtono mengatakan sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjaidnya kebakaran hingga menghanguskan 11 unit rumah.

" Untuk saat ini, saksi yang sudah diperiksa ada 6 orang, termasuk Saiful," tuturnya.
Sementara, belasan kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran berharap pemerintah dan donatur memberikan bantuan kebutuhan dan perlengkapan bayi. Sebab, dari sejumlah korban itu, terdapat 10 orang bayi berusia 2 bulan hingga 2 tahun.

"Bantuan yang datang, hanya berupa makanan untuk orang dewasa oleh Dinas Sosial (Dinsos) Batam. Sementara untuk balita belum ada. Warga korban kebakaran ini sangat membutuhkan bantuan perlengkapan bayi berupa makanan dan pakaian. Ada 10 balita yang menjadi korban kebakaran ini," ujar Purba, koordinator relawan, di lokasi kebakaran.

Purba menambahkan, sejumlah korban kebakaran sudah mengungsi ke rumah tetangga. "Sementara Dinsos sudah mendirikan satu tenda tanpa dilengkapi tempat tidur," ujarnya.

"Warga di sini sangat berharap kepada anggota DPRD Batam yang sudah duduk, tolong perhatikan warganya atas musibah ini. Jangan ketika butuh saja masyarakat di ajak dan dicari untuk memperoleh dukungan," Purba menambahkan.

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA