"37 Orang Mahasiswa/i STISIP Bunda Tanah Melayu Lelah Menunggu Wisuda ?"

Salah satu mahasiswa yg menerangkan kepada beberapa wartawan (Awalludin)
Keprinews.com, Lingga -- Khabar Keluhan yang  diterima pada hari Senen (24/02-2020) dari seseorang yang mengaku salah satu Mahasiswa Stisip Bunda Tanah Melayu (BTM-red) berinisial "SL" didesa Penuba Kec.Selayar Kab.Lingga.

"SL" Mengatakan kepada Beberapa wartawan ;"saya dan kawan-kawan Lelah menunggu pak ! , kurang lebih 37 orang Mahasiswa Stisip Bunda Tanah Melayu yang sampai saat ini Sudah 2 (Dua) Tahun ini kami belum juga di Wisuda, walaupun kami sudah memenuhi semuanya".Imbuh nya kepada Beberapa wartawan di Sebuah warung Kopi  yang Terletak di desa penuba.

Setelah Mendapat informasi yang disampaikan secara langsung kepada Beberapa wartawan, lalu Salah Seorang wartawan  melakukan konfirmasi melalui Pesan Singkat Wasshap kepada Pak Isnin selaku Ketua Kampus Stisip BTM Lalu melalui no hp, selang beberapa menit informasi kami terima tadi, namun sayang, no hp pak Isnin menjawab "no yang anda tuju sedang tidak aktif".

Langkah penggalian informasi, dengan mengkonfirmasi kepada nara sumber yang sangat layak kami percaya, pada hari Senen (24/02-2020) melalui pesan whatsApp dan tidak bersedia ditulis jati dirinya, sumber membenarkan bahwa ;"memang benar pak wartawan, tidak kurang dari 37 Mahsiswa yang belum di Wisuda sejak tahun 2017 lalu".

Jika memang, informasi yang kami dapatkan ini  benar, maka diharapkan semua pihak berkompeten, segera menyelesaikan dan memberikan solusi terbaik. Selain itu, diharapkan kepada pihak penegak hukum agar segera bertindak bila memang ada pasal-pasal yang dilanggar oleh pihak Kampus terhadap dugaan "pembiaran sehingga mengakibatkan mahasiswa terkatung-katung lebih dari setahun tidak di Wisuda".

(Awalludin)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA