DPRD Kepri Gelar Rapat Dengan Disdik Kepri Dan Kepala Sekolah Bahas Carut Marut PPDB 2018

Keprinews.com,Tanjungpinang-DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar rapat kerja dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri dan kepala sekolah seluruh Kepri, Senin (16/7/2018). Rapat yang digelar di ruang rapat utama DPRD ini membahas carut marut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018.
Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak Bersama Kadis Pendidikan Kepri dan Kepala sekolah di kepri dalam rapat pembahasan PPDB 2018(foto humas)

Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak kembali meminta agar tidak ada satu orang siswa pun yang tidak dapat sekolah. “Amanat UUD jelas, agar pemerintah menjamin terselenggaranya sistem pendidikan yang baik. Jangan sampai ada satu orangpun yang tidak sekolah,” tegas Jumaga.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kepri Muhammad Dali mengatakan bahwa Diknas telah memetakan masalah PPDB ini secara rinci. Untuk PPDB 2018, hanya empat dari tujuh kabupaten kota yang menerapkan sistem zonasi. 

Dari empat kota/kabupaten ini, Batam dan Tanjungpinang mengalami kekisruhan. “Penyebab utamanya adalah tingginya minat orangtua siswa untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah-sekolah favorit. Di satu sisi, sekolah itu memiliki keterbatasan daya tampung,” kata Dali.

Adapun SMU-SMU favorit yang kerap jadi bidikan orangtua antara lain; SMU 1, SMU 3, SMU 5, dan SMK 1 untuk Kota Batam. Sedangkan di Tanjungpinang, SMU 1, SMU 2, dan SMK 1 jadi SMU incaran siswa baru.

Untuk daya tampung, SMU 1 Tanjungpinang misalnya, hanya mampu menampung 324 siswa. Padahal yang mendaftar mencapai 663 siswa. Demikian juga SMU 2 Tanjungpinang. Adapun peminat SMU 2 Tanjungpinang mencapai 629 siswa dengan daya tampung hanya 444 bangku. Di Kota Batam, SMU 1 Batam hanya memiliki daya tampung 252 siswa, namun yang mendaftar mencapai 330 siswa.

Untuk mengatasi ini, pihak Diknas telah menambah ruang kelas baru. Tak hanya menambah ruang kelas, jumlah siswa per-kelasnya juga ditambah. “Misalnya yang hanya 36 siswa, semua kita genapkan menjadi 40 siswa per kelasnya. Memang tidak ideal, tapi mau bagaimana lagi,” kata Dali.

Sedangkan, untuk ruang kelas tambahan, akan menggunakan laboratorium-laboratorium yang ada. Untuk itu, ia meminta kepada DPRD untuk menyegerakan penambahan ruang kelas baru. “Untuk menampung siswa tambahan ini, terpaksa menggunakan ruang laboratorium. Kondisi ini memang tidak ideal,” tambah Dali lagi.

Lebih lanjut, Dali mengatakan bahwa secara umum daya tampung siswa di Tanjungpinang masih memadai. Untuk Tanjungpinang, daya tampung siswa seluruhnya mencapai 2.000 siswa. Sedangkan jumlah pendaftar hanya 1.763 siswa. “Masih ada kurang 237 siswa. Bahkan ada SMU yang kekurangan siswa sampai 120 orang,” kata Dali.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi IV DPRD, Teddy Jun Askara  berjanji untuk memperjuangkan penambahan ruang kelas baru. Tak hanya ruang kelas, penambahan guru dan fasilitas belajar juga jadi perhatian dari DPRD. “Untuk penambahan ruang kelas, memang jadi perhatian untuk tahun 2019 nanti,” kata Teddy.***

Sumber:humas 
Editor:mp

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA