![]() |
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia (foto:ist) |
Keprinews, BATAM — Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Brazier, bersama Business Champion Australia untuk Indonesia, Profesor Jennifer Westacott, serta delegasi Kedutaan Besar Australia di Kantor Wali Kota Batam, Senin (30/6).
Pertemuan berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi. Amsakar berharap kunjungan ini dapat memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Australia, khususnya dalam bidang ekonomi dan investasi.
“Kami menyambut baik kehadiran Bapak Dubes dan rombongan. Semoga ini menjadi jembatan untuk membuka peluang investasi yang lebih luas di Batam,” kata Amsakar.
Dalam kesempatan itu, Amsakar memaparkan pesatnya pembangunan Batam dan beragam potensi investasi yang ada. Menurutnya, Batam kini menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di wilayah barat Indonesia, ditopang dua regulasi penting dari Presiden Prabowo, yakni PP Nomor 25 dan 28 Tahun 2025 yang mempermudah proses perizinan dan investasi.
“Semua perizinan kini cukup diselesaikan di Batam, tanpa perlu ke kementerian pusat. Ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat mendukung Batam,” tegasnya.
Sepanjang 2024, investasi di Batam tercatat sebesar Rp43,26 triliun, naik 31 persen dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Batam menjadi 6,69 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 5,03 persen.
Kontribusi terbesar datang dari sektor manufaktur yang mencapai sekitar 58 persen. Selain itu, industri galangan kapal, energi terbarukan, pariwisata, dan digital juga terus berkembang, memperkuat struktur ekonomi Batam.
Di bidang pariwisata, investasi di Pulau Nirup menjadi salah satu contoh minat investor, sementara Nongsa Digital Park terus berkembang sebagai KEK digital yang menopang industri teknologi. Menurut data Kementerian Keuangan, nilai ekonomi digital diproyeksikan mencapai Rp1.820 triliun pada 2025.
Untuk mendukung investor, Batam telah menerapkan sistem pelayanan terintegrasi melalui platform IBOSS di Mal Pelayanan Publik, serta memberikan insentif fiskal berupa pembebasan PPN dan bea masuk.
“Kami ingin investor merasa nyaman dan percaya diri menanamkan modalnya di Batam,” ujarnya.
Amsakar juga menyinggung Australia yang kini menduduki peringkat ke-11 negara asal investasi terbesar di Indonesia. Pada 2024, realisasi investasinya mencapai Rp11,09 triliun atau naik 37 persen dari tahun sebelumnya. Ia berharap tren ini terus meningkat, khususnya di Batam.
“Batam punya potensi besar. Kami berharap makin banyak investor Australia yang melihat peluang ini,” tambahnya.
Ia juga menyebut kunjungan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese ke Indonesia pada Mei lalu sebagai sinyal positif terhadap hubungan bilateral kedua negara. Ia menegaskan kesiapan Batam menjadi mitra strategis dalam berbagai sektor.
“Ini momentum yang tepat. Pemerintah pusat mendukung penuh Batam, dan kami siap memfasilitasi semua kerja sama investasi,” tegas Amsakar.
Sementara itu, Dubes Roderick Brazier mengapresiasi sambutan Pemko Batam dan menilai Batam memiliki iklim investasi yang ramah dan progresif.
“Batam menjadi contoh baik dalam penyederhanaan perizinan. Kami ingin melihat lebih dekat potensi yang dimiliki kota ini,” ucap Brazier.
Ia menambahkan, hubungan dagang dan investasi Australia–Indonesia terus menunjukkan tren positif. Kunjungan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan Australia menanamkan modal di Batam.
Usai pertemuan, Dubes Brazier dan Prof. Westacott dijadwalkan meninjau sejumlah perusahaan Australia yang telah beroperasi di Batam. Pertemuan ditutup dengan diskusi terbuka serta komitmen untuk memperluas kerja sama di masa mendatang.()