𝗪𝗮𝗹𝗶 𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗔𝗺𝘀𝗮𝗸𝗮𝗿 𝗔𝗰𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗱𝗮𝗻 𝗪𝗮𝗸𝗶𝗹 𝗪𝗮𝗹𝗶 𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗕𝗮𝘁𝗮𝗺 𝗟𝗶 𝗖𝗹𝗮𝘂𝗱𝗶𝗮 𝗖𝗵𝗮𝗻𝗱𝗿𝗮 𝗧𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮 𝗚𝗲𝗹𝗮𝗿 𝗔𝗱𝗮𝘁 𝗟𝗔𝗠 𝗞𝗲𝗽𝗿𝗶 𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗕𝗮𝘁𝗮𝗺

𝘎𝘦𝘭𝘢𝘳 𝘋𝘢𝘵𝘰’ 𝘚𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘈𝘮𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘋𝘢𝘵𝘰’ 𝘚𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘉𝘪𝘫𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘚𝘪𝘮𝘣𝘰𝘭 𝘙𝘦𝘴𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘛𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘒𝘦𝘱𝘦𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪𝘯𝘢𝘯

Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Batam Li Claudia Chandra resmi menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri (ist) 

Keprinews, BATAM – Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Batam Li Claudia Chandra resmi menerima gelar adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Kota Batam, Minggu (15/6/2025), dalam prosesi khidmat yang digelar di Ruang Istana Besar Madani, Gedung LAM/ Gedung Nong Isa, Batam Centre, Kota Batam.


Gelar adat “Dato’ Setia Amanah” disematkan kepada Amsakar Achmad sebagai simbol pemimpin yang setia menjaga amanah dan kepercayaan rakyat. Sementara itu, Li Claudia Chandra dianugerahi Tanda Kehormatan Adat “Dato’ Setia Bijaksana,” yang melambangkan sosok pemimpin perempuan yang arif dan bijak dalam mengemban tugas.


Penabalan ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus restu adat atas kepercayaan masyarakat yang telah memilih keduanya untuk memimpin Batam pada periode 2025–2030.


Prosesi diawali dengan pembacaan warkah gelar, naskah resmi berisi penegasan adat atas pengangkatan gelar kehormatan. Setelah itu, Ketum LAM Kepri Kota Batam YM. H. Raja Muhammad Amin memakaikan tanjak di kepala Amsakar, simbol pemimpin yang berdiri tegak di hadapan rakyat.


Keris diselipkan di pinggangnya, bukan sebagai senjata, melainkan lambang keberanian dan kehormatan. Sementara Claudia disematkan tundung mantuh, penutup kepala perempuan Melayu sebagai lambang kelembutan, martabat, dan peran keibuan dalam kepemimpinan.


Prosesi ditutup dengan tepuk tepung tawar, adat Melayu yang sarat doa agar gelar dan amanah yang disandang membawa berkah, bukan beban.


Dalam sambutannya, Wali Kota Amsakar menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan masyarakat. Ia menyebut hari penabalan sebagai momentum berat, bukan sekadar seremoni.


“Gelar Setia Amanah itu bukan sekadar simbol, tapi tanggung jawab besar. Ini membuat hati saya gemetar,” ucapnya dengan suara bergetar.


Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk LAM, Gubernur Kepri, DPRD, tokoh masyarakat, dan paguyuban yang telah mendukung perjalanan demokrasi Batam dan program pemerintah. 


Amsakar mengibaratkan menjadi pemimpin seperti pohon besar yang menjadi tempat berteduh dan sandaran bagi banyak orang. 


“Kami hanya dua orang, tapi harus mendengar dan mengayomi 1,3 juta warga Batam. Itu tidak mudah. Tapi selama kita punya energi dan semangat kolektif, tugas ini bisa dijalani bersama," ujarnya. 


Ia mengajak masyarakat tak ragu memberi masukan jika dirinya atau Claudia menyimpang dari amanah, Amsakar juga berharap dukungan dan doa agar bisa menepati janji politik dan menjalankan program utama.


"Doakan kami tetap di jalan yang benar dan bisa mewujudkan 15 program prioritas," ucapnya.


Amsakar menyatakan komitmen menjaga budaya Melayu sebagai identitas Batam. Ia mendukung program LAM Batam seperti arsitektur Melayu untuk bangunan pemerintah, penggunaan busana Melayu setiap Jumat, hingga mendorong kurikulum muatan lokal budaya Melayu di sekolah-sekolah.


“Bahasa dan budaya adalah identitas. Kalau ditanam sejak dini lewat pendidikan, nilainya akan bertahan lintas generasi," katanya. 


Ia juga menyinggung komitmennya menyelesaikan status lahan kampung tua secara bertahap, selama prosesnya murni dan tidak bermasalah hukum.


Amsakar memaparkan capaian 100 hari pertama kepemimpinan mereka. Di antaranya 14 pejabat setingkat menteri berkunjung ke Batam, Dua kali bertemu Presiden terpilih, Predikat WTP ke-13 dari BPK RI, Batam masuk 9 besar daerah dengan kemandirian fiskal tertinggi


“Kami turun langsung ke lapangan, meninjau banjir dan mulai menangani. Kami juga membersihkan kota dari tumpukan sampah. Ini bukan kerja satu-dua orang, tapi kerja bersama,” ujarnya.


Ia menutup sambutannya dengan ajakan kolektif.“Kalau kita bersatu, kerja berat terasa ringan. Jangan saling menjatuhkan, mari saling menguatkan.”tutupnya. 


Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, merasa terharu dan berterima kasih atas Tanda Kehormatan adat yang diberikan.


“Gelar ini bukan sekadar penghargaan, tapi juga tanggung jawab. Saya ingin memimpin dengan tegas namun tetap lembut, mengambil keputusan yang baik, dan selalu mengutamakan kepentingan bersama,” ucapnya.


Ia juga mengajak masyarakat untuk terus memberi dukungan dan masukan kepada dirinya dan Wali Kota Amsakar.


“Kepercayaan ini sangat berarti bagi saya. Akan saya balas dengan kerja nyata dan pengabdian,” pungkasnya.() 

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA