𝗣𝗲𝗺𝗸𝗼 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗣 𝗕𝗮𝘁𝗮𝗺 𝗕𝗲𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗧𝗶𝗺 𝗞𝗵𝘂𝘀𝘂𝘀 𝗧𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻𝗶 𝗕𝗮𝗻𝗷𝗶𝗿, 𝗔𝗺𝘀𝗮𝗸𝗮𝗿: 𝗜𝗻𝗶 𝗠𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗦𝗲𝗿𝗶𝘂𝘀 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗹𝘂 𝗞𝗼𝗹𝗮𝗯𝗼𝗿𝗮𝘀𝗶

𝑻𝒊𝒎 𝒕𝒂𝒔𝒌 𝒇𝒐𝒓𝒄𝒆 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒓𝒂𝒘𝒂𝒏, 𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒂𝒍𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒊𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊



Keprinews, BATAM – Menyikapi tingginya intensitas hujan yang kerap menimbulkan banjir di berbagai wilayah, Wali Kota Batam yang juga menjabat sebagai Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, membentuk tim khusus penanganan banjir. Tim yang diberi nama task force ini merupakan gabungan dari unsur teknis Pemerintah Kota Batam dan BP Batam.


Amsakar menegaskan, pembentukan tim ini merupakan langkah awal untuk menata sistem penanganan banjir secara terstruktur dan terkoordinasi. "Kami satukan tenaga teknis dari dua lembaga, mulai dari pejabat hingga tingkat kecamatan. Ini agar semua lini bisa bergerak serempak," ujarnya.


Tim gabungan ini telah turun ke lapangan untuk memetakan titik-titik rawan banjir. Dari 12 kecamatan di Batam, sembilan di antaranya tercatat rawan terdampak saat hujan deras mengguyur.


“Tim sudah bergerak di sembilan kecamatan. Saat ini mereka melakukan pendataan menyeluruh, termasuk di kelurahan-kelurahan yang masih dalam proses inventarisasi,” jelas Amsakar.


Proses ini akan menjadi dasar untuk menentukan langkah penanganan lanjutan, terutama dalam menyusun prioritas pekerjaan berdasarkan ketersediaan anggaran.


Setelah data lapangan rampung, Pemko Batam akan memetakan wilayah yang dapat ditangani melalui dana APBD. Namun Amsakar menegaskan, kompleksitas persoalan banjir di Batam tidak bisa diatasi dengan APBD saja.


“Mana yang bisa diselesaikan dengan APBD akan kita selesaikan. Tapi tetap kita usulkan juga ke pusat, karena banyak titik banjir yang memerlukan intervensi lebih besar,” katanya.


Sambil menunggu finalisasi data, Pemko Batam telah memulai langkah taktis di lapangan dengan mengerahkan alat berat untuk melakukan pengerukan saluran air di sejumlah lokasi. Langkah ini ditujukan sebagai solusi jangka pendek guna mempercepat aliran air dan mengurangi genangan.


“Alat berat sudah kita sebar di beberapa kecamatan. Kita fokus ke titik-titik yang bisa segera ditangani lewat normalisasi,” tambahnya.


Amsakar menjelaskan, penanganan banjir ini akan dilakukan secara bertahap. Pertama, melalui pemetaan dan pendataan lapangan. Kedua, menghitung kebutuhan pembiayaan. Ketiga, membagi peran antar instansi – baik Pemko, BP Batam, hingga Pemerintah Provinsi dan pusat.


“Kita ingin kerja tim ini terstruktur. Tidak saling tumpang tindih, tapi saling mendukung,” jelasnya.


Amsakar menambahkan, fokus penanganan saat ini tertuju pada sembilan kecamatan. Sementara tiga lainnya, Belakangpadang, Bulang, dan Galang, dinyatakan relatif aman dari banjir.


“Makanya kami fokuskan pada wilayah yang memang rentan. Tim ini akan bekerja terus hingga ada hasil nyata di lapangan,” ucapnya.


Dengan pembentukan tim khusus ini, Amsakar berharap koordinasi lintas lembaga bisa menghasilkan solusi jangka panjang untuk persoalan banjir yang sudah lama dikeluhkan warga Batam.


#batamrumahkita

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA