Pemerintah Kabupaten Lingga Berencana Akan Menata Trotoar Di Dabo Singkep Tahun Ini

Foto:ist
Keprinews.com ,Lingga - Lingga - Melalui Dinas PUPR, pemerintah Kabupaten Lingga akan berencana menata trotoar di ruas jalan kota Dabo, Kecamatan Singkep. Rencananya tersebut terpapar jelas saat kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) rencana penataan trotoar bundaran kota Dabo, oleh Bupati Lingga dengan, OPD teknis, pejabat dan tokoh masyarakat setempat, Jum'at (07/01/2022).

Bupati Lingga dalam pemaparannya mengatakan rencana-rencana besar dalam skala pembangunan secara permanen seperti ini memang sangat perlu dilakukan forum-forum diskusi dengan tokoh-tokoh setempat. Tentunya dalam diskusi banyak masukan-masukan yang akan dijadikan referensi agar pembangunan nantinya memberikan manfaat untuk masyarakat.

"Ini penting, walaupun dalam perencanaan tim teknis, namun kita ada tokoh, tokoh agama masyarakat yang perlu kita dengar masukan-masukan, Ode dan gagasan agar pembangunan dlberjalan baik," kata dia. 

Rencana besar Penataan Trotoar mulai dari titik nol kilometer yang berada dekat bundaran taman kota Dabo, akan disupport dana dari APBN melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepulauan Riau lebih kurang 1 miliar. Sedangkan penataan trotoar mulai perempatan masjid Azulfa menuju implasemen timah (jalan perusahaan) akan dibangun dengan anggaran buang digelontorkan dari APBD Kabupaten sebanyak 2 miliar.

"Untuk penataan wajah kota Dabo, ini dari APBD dimaksimalkan 2 miliar. Dan Alhamdulillah teman-teman dari Dinas PUPR khususnya, dari APBN dibantu 2 miliar mulai dari titik nol kilometer sampai Wisma Ria nantinya," kata Nizar.

Secara teknis, Kepala Dinas PUPR, Novrizal mengatakan ide dan gagasan atau dasar pemikiran tercetus penataan trotoar tersebut, selain padatnya mobilitas, pemerintah daerah juga ingin menunjukkan identitas suatu kota, terkhusus kota Dabo. 

"Mungkin ini bisa terwujud, bahwa masyarakat dari luar bisa tau, oh ini kota Dabo, oh ini kota Dabo. Karena dari tahun ke tahun, kota ini begini saja. Dan insyaallah kami ingin ada suatu yang berubah. Maka ada rencana penataan trotoar dalam bentuk kawasan," kata Novrizal.

Rencana penataan, dilakukan dalam bentuk trotoar mulai dari titik nol kilometer. Karena ruas jalan tersebut merupakan wewenang dari jalan nasional. Oleh sebab itu, disini ada anggaran APBN. 

"Untuk 1 miliar kita maksimalkan dari titik nol sampai ke Wisma Ria. Dari sisi teknis sudah kami perhitungkan," jelas dia.

Kemudian pada depan masjid Azulfa, tanah kosong yang membelah jalan tersebut akan dibangun sebuah icon Dabosingkep. Sehingga pintu masuk baik itu dari Pelabuhan Jagoh, maupu dari pelabuhan Sungai Buluh. Inilah nanti akan menjadi sebuah icon suatu kota. 

"Namun disini, kami masih ingin ada masukan-masukan dari tokoh masyarakat. Apa yang patut dibentuk atau dibuat menjadi icon kota, dengan ornamen-ornamen budaya melayu" jelas dia. 

Di titik yang dikhususkan untuk perjalanan kaki, dan icon kota. Pembangunan akan dilengkapi dengan ornamen melayu, menunjukkan dasar Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu. Secara grand desain hal tersebut sudah terkonsep dari tim teknis. Dan akan dilakukan pembangunan pada tahun 2022 ini. Kemudian akan terus berlanjut ditahun-tahun berikut sampai ke jalan Bandara Dabo.

"Dan ini Alhamdulillah semua setuju. Namun secara grand desain, insyaallah dari anggaran yang tersedia setidak-tidaknya kita sudah memulai untuk mengubah wajah kota Dabo," papar dia.



Awalludin



Sumber : Prokopim

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA