Baliho WS-RH Diduga Dikoyak Oleh Orang Yang Tidak Bertanggungjawab 

KepriNews.com,Natuna- Tidak siap mengikuti pesta demokrasi damai, oknum tidak bertanggungjawab merusak atau mengoyak baliho Calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna Nomor Urut 2, Wan Siswandi-Rodhial Huda (WS-RH). Baliho besar bersebelahan dengan baliho Calon Bupati dan Wakil Bupati Natuna Nomor Urut 1, Mustamin Bakri-Derry Purnamasari itu, berada di persimpangan Jalan Bukit Arai, Ranai.Di Lansir Dari Media Kabarterkini.co.id.

(Foto;Ilham)

"Melihat dari sayatan, kita duga baliho itu di koyak menggunakan pisau.Karena koyakannya rapi, dan disengaja," kata Teja, salah seorang rekan wartawan langsung memvideokan kejadian itu, Selasa siang 24 November 2020.

Seandai, sambungnya, karena faktor alam, misal angin, tidak mungkin sampai koyak memanjang. Lalu, kenapa baliho kandidat lain, besarnya hampir sama tetap mulus. Jadi baliho ini sengaja dikoyak atau dirusak oknum-oknum tidak siap mengikuti Pilkada damai dan santun.

"Kita melihat cara-cara oknum-oknum tidak bertanggungjawab ini, menunjukan sikap tidak dewasa dalam berpolitik. Ketika tidak mampu bersaing, jangan pula merusak atau menyerang kandidat pesaingnya," kata Teja dengan suara terdengar geram.

Ilham, salah seorang rekan media lainnya, dalam status di Facebook menulis, hari ini baliho WS-RH berada di simpang Jalan Bukit Arai di robek oknum tidak bertanggung jawab. Setelah ini, apalagi mereka akan lakukan.

"Dengan kejadian ini, membuat semangat baru bagi tim WS-RH memenangkan Pilkada Natuna pada 9 Desember 2020. Saya yakin tim WS-RH tidak akan membalas," kata Ilham sambil menambahkan, harus di ingat, ketika seseorang dizolimkan, kemenangan berpihak pada mereka.(ilham)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA