Sorotan Tajam Ketua LKPI Kepri, Minyak Tumpah Kelaut Tuai Protes Nelayan

Ketua LKPI Kepri Rudi Susanto
Keprinews.com ,Lingga  – Tenggelamnya kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar diperkirakan muatan sebanyak 500-600 Ton, tumpah di laut hingga sampai ke pantai tuai protes nelayan dan juga sorotan tajam Ketua LKPI Kepri, Rudi Susanto. Senin (25/5/2020) 


Dikatakannya, “tenggelamnya Kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak milik Edi Gibson, Bunker BBM di Sungai Buluh Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga  Pada  Kamis (21/05/2020), menjadi persoalan tersendiri di samping tebalnya  minyak yang menyelimuti air laut bahkan sampai ke pantai hingga kelong-kelong tengah laut milik nelayan, yang terkena imbasnyapun sangat banyak, sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari aparat terkait,” Jelasnya Kepada wartawan Keprinews melalui pesan WhatsApp 
Direktur Executive LKPI, Dr Ayub Faidiban , SH, MBA

“Rudi Meminta kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab harus segera turun tangan dan mencari solusi atas tumpahan minyak di laut yang berdampak pada pencemaran lingkungan dan mata pencaharian Nelayan,” pintanya.

Dijelaskannya Konfirmasi Kami kepada Direktur Executive LKPI, Dr Ayub Faidiban , SH, MBA., dikenal dengan sebutan Panglima laut Nelayan mengatakan, “pengurus LKPI Kepri telah menyampaikan terkait adanya tongkang yang tenggelam. Mereka sudah melapor namun tidak ada respon. Sebagai Panglima laut sangat menyesali mengapa sudah dilaporkan tapi semua masih diam,” sesalnya.

Panglima Laut Nelayan Juga  Menegaskan, “persoalan ini tidak bisa didiamkan begitu saja karena berdampak pada mata pencaharian nelayan di wilayah tersebut. Untuk itu saya meminta kepada pemerintah Daerah dan semua yang ada di sana agar supaya segera menangani permasalahan tersebut,” Tegasnya.

( LKPI kepri/ Awalludin)

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA